Televisi Digital

Digital Audio dan Video

(Televisi Digital)

Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.

Pengembangan televisi digital antara lain dikarenakan:

* Perubahan lingkungan eksternal

o Pasar TV analog yang sudah jenuh

o Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel

* Perkembangan teknologi

o Teknologi pemrosesan sinyal digital

o Teknologi transmisi digital

o Teknologi semikonduktor

o Teknologi peralatan yang beresolusi tingggi


1.Keberadaan TV Digital di Indonesia

Stasiun TV penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional memanfaatkan sistem teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program, mengedit, merekam dan menyimpan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan satelit yang dimanfaatkan sebagai siaran TV-Berlangganan.

Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.

2.Frekuensi TV Digital

Secara teknik pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda.

Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru adalah dengan menggunakan format digital.

Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.

3.Kelebihan Frekuensi TV Digital

Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital. Program dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital.

Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus.

4.Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial

Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Karakteristik sistem penyiaran TV Digital sama di radius yang sama.

5.Kualitas Penyiaran TV Digital

Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi tinggi. TV digital memerlukan tersedianya kanal dengan laju tinggi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.

6.Manfaat Penyiaran TV Digital

  • TV Digital digunakan untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif).
  • Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif seperti layanan komunikasi dua arah. Televisi digital dapat digunakan seperti internet
  • Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat).

7.Transisi ke TV Digital

Pesawat TV analog tidak bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran. Transisi ke TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.

Proses transisi perpindahan meminimalkan resiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Perubahan dilakukan melalui masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya dipakai menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital.

Masa transisi diperlukan untuk melindungi pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Operator TV yang sudah ada dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog.

Pola Kerja Sama Operasi ditempuh antar penyelenggara TV yang sudah ada dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi penyedia jaringan dan penyedia isi.

8.Sistem Pemancar TV Digital

Di seluruh dunia ada tiga standar TV digital, yaitu: Digital Television (DTV) di USA, Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) di Eropa dan Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial (ISDB-T) di Jepang. Semua standar di atas berbasiskan OFDM dengan error correcting code reed Solomon dan/atau convolutional coding dan audio codingnya adalah MPEG-2 Audio AAC untuk ISDB-T dan DTV dan MPEG-1 layer2 untuk DVB-T.

Jepang membuat standar sendiri dalam hal TV Digital ini [1]. Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-Tnya Jepang dikabarkan sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima yang bergerak (mobile reception). ISDB-T lebih tahan terhadap efek Doppler. ISDB-T yang merupakan satu dari dua saudaranya yaitu ISDB-S (untuk transmisi lewat kabel) dan ISDB-S (untuk satelit), juga bisa diaplikasikan pada sistem dengan bandwidth 6,7MHz dan 8MHz.

Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakai, yaitu: mode 1 untuk aplikasi mobile SDTV, mode 2 untuk aplikasi penerima yang mobile dan fixed HDTV/SDTV dan Mode 3 untuk yang khusus penerima fixed HDTV/SDTV. Semua data modulasi fleksible untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut TMCC (Transmission and Multiplexing Configuration Control)

9.Uji coba siaran televisi digital DVB di Jabotabek

Bulan ini siaran uji coba TV digital sudah siap dimulai dengan area cakupan seputar Jabodetabek. Uji coba ini sendiri sebenarnya telah dilakukan oleh TVRI pada 13 Agustus 2008 silam, namun pelaksanaan dalam skala yang lebih luas dan melibatkan TV swasta baru bisa dilakukan Maret 2009 ini dan dipancarkan dari salah satu menara pemancar televisi di bilangan Joglo, Jakarta Barat. Uji coba ini merupakan langkah persiapan yang penting bagi para penyelenggara siaran televisi sebelum nantinya mereka secara resmi akan melakukan migrasi sepenuhnya dari sistem analog (yang selama ini kita pakai) ke sistem digital.

Sistem baru ini mengadopsi sistem internasional standar DVB yang dikompresi memakai MPEG-2 yang dipancarkan secara terestrial (DVB-T) pada kanal UHF (di Jakarta di kanal 40, 42, 44 dan 46 UHF) dan berkonsep free-to-air. Untuk menerima siaran digital ini, pemirsa di rumah sementara ini perlu menambah sebuah alat khusus bernama Set-Top-Box (STB) yang akan berfungsi sebagai digital TV tuner, hingga nanti tiba saatnya produksi masal digital TV yang sudah bisa langsung menerima siaran DVB tanpa perlu tambahan STB. Keuntungan siaran TV digital tentu saja adalah kualitas penerimaan yang lebih baik dari sistem lama, ditambah lagi adanya berbagai fitur tambahan seperti tampilan program acara (Electronic Program Guide-EPG), info rating dan info cuaca. Di pihak penyelenggara, sistem digital ini membawa banyak efisiensi seperti bandwidth yang lebih kecil dan penurunan daya pancar.

10.Sistem DVB-T


tn_n92_sctv.jpgPertengahan November tahun lalu, besar kemungkinan Indonesia akan memilih digital video broadcasting terrestrial (DVB-T) sebagai solusi televisi digitalnya. Dan pekan ini, Koran Tempo mengkonfirmasi bahwa pemerintah telah memilih DVB-T. Sosialisasinya pun segera dilakukan.

Pemerintah akan memasyarakatkan rencana penyelenggaraan televisi digital pada Mei-September mendatang dengan melibatkan 1.500 orang dari 33 provinsi. Mereka berasal dari lembaga penyiaran, institusi terkait, dan masyarakat pemirsa televisi. Dari tiap provinsi itu, akan diambil 45 orang.

Direktur Penyiaran Departemen Komunikasi dan Informatika Agnes Widianti mengatakan sosialisasi ini untuk menghimpun pendapat masyarakat tentang standar penyiaran televisi digital video broadcasting terrestrial, yang diadopsi dari Eropa.

DVB-T adalah si bungsu dari sistem utama DVB — DVB-C untuk kabel dan DVB-S untuk satelit. Hebatnya lagi, DVB adalah teknologi standar terbuka (open standard) yang berarti pengembangannya secara bisnis bisa sangat luas.

Uji-coba DVB-T di Indonesia sudah dilakukan oleh TVRI dan RCTI pada Juli-Desember 2006. Kemudian DVB-H, adaptasi DVB-T untuk telepon seluler, memungkinkan siaran MetroTV, SCTV dan TVRI sudah bisa dinikmati di Nokia N92.

Indonesia memiliki jumlah stasiun radio dan TV terbesar kedua setelah Cina. Negeri ini punya satu TV publik, 10 TV swasta nasional, 70 TV swasta lokal, dua TV kabel, satu TV satelit dan lebih dari 1.800 stasiun radio

11.Sistem DVB-H

Selain siaran DVB-T yang ditujukan kepada penerima siaran di rumah, pada waktu yang bersamaan juga dilakukan uji coba untuk siaran DVB yang khusus untuk diterima di perangkat genggam/handheld (DVB-H). Sistem DVB-H diuji coba di kanal 24 dan 26 UHF, namun khusus untuk di terima di perangkat genggam bergerak seperti ponsel khusus DVB-H seperti Nokia N77. Keunggulan DVB-H adalah kompatibilitas resolusi siaran dengan layar ponsel yang umumnya berukuran kecil, teknologi time-slicingnoise saat perangkat sedang bergerak. Di Indonesia, jaringan DVB-H dipercayakan kepada Nokia-Siemens network. Perhatikan kalau siaran DVB-H ini TIDAK BISA diterima di ponsel yang bisa jadi penerima TV analog seperti kebanyakan ponsel buatan Cina yang banyak di jual di pasaran. untuk penghematan baterai dan ketahanannya terhadap

Uji coba ini direncanakan akan berdurasi sekitar 12 jam sehari dan akan berlangsung selama 9 bulan. Hal-hal yang akan dievaluasi dari uji coba ini antara lain adalah korelasi antara daya pancar dengan jangkauan siaran, karakteristik propagasi, kualitas audio video, kehandalan sinyal saat diterima di perangkat tetap dan bergerak serta kemudahan pemakaian perangkat STB di masyarakat. Sebagai info, untuk pengujian ini, kabarnya telah dibagikan secara gratis 500 unit STB kepada masyarakat dengan klasifikasi tertentu sesuai dengan lokasi tempat tinggal dan kelompok sosial ekonomi. Evaluasi itu sendiri nantinya selain dilakukan oleh para penyelenggara siaran, juga dilakukan oleh pihak pemerintah seperti Depkominfo, Deperindag, KPI dan BPPT.

Persyaratan untuk menyelenggarakan uji coba ini cukup ketat, seperti ketersediaan infrastruktur yang baik guna menghindari kendala teknis di lapangan nantinya. Setelah melalui proses seleksi, pemerintah melalui Depkominfo akhirnya telah menetapkan peserta yang mendapat izin frekuensi sementara untuk menyelenggarakan ujicoba DVB-T dan DVB-H di Jakarta yaitu :

Untuk DVB-T :

  • Lembaga Penyiaran Publik TVRI
  • Konsorsium TV Digital Indonesia/KTDI (SCTV, ANTV, TransTV, Trans7, TV One, Metro)

Untuk DVB-H :

  • Telkom Tbk (menggandeng Telkomsel dan TelkomVision)
  • Mobile-8 Telecom, Tbk (didukung oleh TV grup MNC : RCTI, Global, TPI)

Adapun dalam hal dukungan perangkat penerima, raksasa elektronik tanah air yang menyatakan siap untuk mendukung siaran TV digital adalah Polytron dengan produk TV digital dan STB buatannya. Perusahan besar yang berkantor di Kudus ini telah bekerja sama dengan para konsorsium diatas dan siap meluncurkan TV digital ukuran 21 inci dan 29 inci. Soal harga, TV 21 inci dijual 1,6 juta dan STB dijual seharga 400 ribu yang diyakini oleh pihak Polytron, masih terjangkau masyarakat. Berminat?

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Televisi Digital"

Posting Komentar